Efek Terapi Pijat pada Hipertensi
Penulis: dr.Sahniriansa Sahionge
Terapi pijat sangat terkenal di Indonesia sejak dahulu kala, dipercaya memberikan efek yang cepat dan dengan harga murah, serta tidak invasif dan tersedia hampir disetiap daerah di Indonesia. Pijat sendiri bukan saja menjadi digemari oleh masyarakat Indonesia namun menjadi tujuan wisata turis asing ke Indonesia.
Terapi pijat dipercaya dan sudah dikenal sejak abad ke 8 di Indonesia, yang diketahui dipengaruhi seni penyembuhan dan pengobatan dari India dan Cina. Pengetahuan dan teknik pijat paling maju di Indonesia ditemukan terutama di daerah Jawa dan Bali, dipercaya sebagai evolusi dari tradisi kerajaan majapahit. Pijat sendiri sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh terapis terampil dan memiliki pengetahuan mengenai anatomi, stuktur tulang, jalur saraf dan titik penekanan yang sesuai agar efektif.1
Arti kata pijat menurut KBBI adalah menekan dengan jari, memencet, mengurut bagian tubuh untuk melemaskan otot sehingga peredaran darah lancar.2
Banyak manfaat yang didapati dengan memijat, yaitu efek rileks yang dapat menurunkan stres, mengurangi nyeri dan tegangan otot, meningkatkan sirkulasi, menurunkan tekanan darah dan denyut nadi.3
Hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya kejadian mayor kardiovaskular. Banyak sekali faktor yang dapat dimodifikasi dari hipertensi, salah satunya dengan manajemen stres, terapi pijat dapat digunakan sebagai salah satu metode pilihan dalam hal ini, tentu dengan mengontrol juga faktor risiko lain penyebab hipertensi. Menurut penelitian Mashid tentang “Durability of Effect of Massage Therapy on Blood Pressure”, pijat dapat menjadi salah satu terapi non farmakologis prehipertensi, pada penelitian ini didapatkan hasil sangat signifikan (p<0.001) dimana terjadi penurunan tekanan darah sebelum terapi pijat dibandingkan dengan 72 jam setelah terapi pijat pada subjek penelitian yang menerima terapi pijat dibandingkan kelompok kontrol.4
Menurut penelitian Izreen dkk, penurunan tekanan darah, denyut jantung dan penanda inflamasi pada subjek penelitian mereka yang menerima terapi pijat, berhubungan dengan perasaan nyaman dan rileks yang timbul setelah pemijatan sehingga menginduksi kerja saraf parasimpatis. Tentu durasi, jenis dan terapis pijat sangat berpengaruh dalam efek ini. Diperlukan terapis yang berpengalaman dan tersertifikasi serta memiliki pengetahuan yang baik tentang anatomi. Durasi pemijatan dan jadwal pemijatan masih harus diteliti untuk efek jangka panjang. Apabila pasien dengan diagnosa hipertensi, tentu tetap harus meminum obat teratur, menjalankan pola hidup sehat dan seimbang dan pijat dapat menjadi pilihan mengurangi faktor stres dimana memiliki peran dalam peningkatan risiko hipertensi.5
Daftar Pustaka
Nando Rifky. Ketahui Sejarah Pijat Tradisional Indoensia. Good News From Indonesia. 23 September 2020. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/09/23/ketahui-sejarah-pijat-tradisional-di-indonesia
Kamus Besar Bahasa Indonesia. https://kbbi.web.id/pijat
Mayo Clinic Staff. Stress Management. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/massage/art-20045743
Mashid Givi. Durability of Effect of Massage Therapy on Blood Pressure.Int J Prev Med 2013 May; 4(5); 511-516. Diunduh https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3733180/
Izree Supa’at, Zaiton Xakaria, Oteh Maskon, Amilia Aminuddun dan Nor Anita Megat Mohd Nordin. Volume 2013 |Article ID 171852 | https://doi.org/10.1155/2013/171852. https://www.hindawi.com/journals/ecam/2013/171852/