Dukungan Sosial Sebelum Operasi Jantung Selama Masa Pandemi Covid – 19

Dukungan Sosial Sebelum Operasi Jantung  Selama Masa Pandemi Covid – 19

Penulis: Moh. Khaerul Efendi, Ns.

 

“Bagaimana kalau ini adalah hari terahir saya sholat? Bagaimana kalau hari ini adalah hari terakhir saya melihat keluarga saya? Dan sebenarnya masih banyak pertanyaan yang muncul secara random pada hari ini, dan bagaimana jika tindakan pembedahan ini mengalami kendala yang serius, apakah saya sudah siap untuk meninggalkan mereka, bertemu dengan yang maha kuasa? manusia berikhtiar, Tuhan yang menentukan”

Cerita di atas mungkin hanya fiksi belaka, akan tetapi mungkin saja terjadi pada pasien yang akan menjalani operasi jantung, tidak hanya untuk anak-anak, bahkan dewasa juga. Pikiran-pikiran tersebut terkadang membuat mereka mengalami peningkatan tingkat kecemasan yang di tandai dengan peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, peningkatan pola nafas, peningkatan produksi urin, dan lain sebagainya.

“Bagaimana kalau operasinya gagal dan saya tidak selamat?”

Peran keluarga disini sangat penting, dalam mendampingi pasien. Dukungan keluarga yang dapat diberikan pada pasien pre operasi adalah dukungan emosional, dukungan informasional, dukungan instrumental dan dukungan penghargaan. Sehingga kehadiran keluarga sangat berpengaruh pada kesiapan pasien dalam menjalani persiapan operasi. Akan tetapi, dengan adanya pandemi Covid-19, kebijakan pembatasan sosial menjadi kendala tersendiri bagi keluarga untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan, hal tersebut tentu saja dilakukan untuk menjaga pasien itu sendiri, jangan sampai terinfeksi Covid-19 sebelum menjalani operasi, karena jika terjadi, tentu saja akan berdampak buruk. Untuk memastikan itu, pasien akan di lakukan pemeriksaan PCR, kemudian sebaiknya menjaga kontak dengan orang-orang sekitar.

“Lalu jika demikian, bagaimana kami selaku keluarga memberikan dukungan tersebut?

Ada atau tidaknya pandemi Covid-19, bagi pasien yang akan menjalani operasi mayor, terutama bedah jantung, sangat membutuhkan kehadiran keluarga. Namun hadir disini tidak hadir secara fisik, akan tetapi secara virtual. Kemajuan teknologi memungkinkan hal tersebut dilakukan. Keluarga tetap hadir, pasien tetap aman dari risiko paparan Covid-19.

Bahwa tidak hanya sekolah yang bisa daring, tidak hanya kerja kantoran yang bisa work from home, keluarga juga bisa memberikan dukungan sosial kepada salah satu anggota keluarga yang mengambil keputusan besar dan berikhtiar untuk tetap sehat secara daring dan from home.