Bersahabat dengan Covid-19
Penulis: Ellya Mulyaningsih, S.Gz
Frekuensi penyebaran penyakit akibat Pandemi Covid 19 semakin meningkat. Berdasarkan Data Perkembangan Covid 19 di Indonesia per Tanggal 24 Januari 2021, sebanyak 989.262 kasus terkonfirmasi, dengan 27.835 meninggal dunia, dengan penambahan kasus belasan ribu setiap harinya.
Namun demikian, mau tidak mau, suka tidak suka kita dipaksa untuk berdampingan dengan Covid 19. Kita pasti takut bukan? Bagaimana cara ampuh untuk menghadapi Covid 19 tanpa perasaan paranoid yang berlebih? pertama kenali dulu diri kita, kedua kenali musuh kita. Apabila sudah mengenal siapa musuh kita pastinya tidak perlu takut lagi berhadapan dan bersahabat dengannya tanpa takut tertular dan terinfeksi. Perlu diketahui bahwa Covid 19 dapat menyerang siapa saja mulai dari anak-anak sampai usia lanjut. Dokter dan tenaga medis pun sudah banyak yang menjadi korban.
Coronavirus merupakan agen infeksius terkecil (diameter sekitar 20 nm hingga 300 nm dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi (hidup) di dalam sel yang hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel tersebut karena virus tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Virus merupakan parasit obligat intraseluler. Virus mengandung asam nukleat DNA atau RNA saja tetapi tidak kombinasi keduanya, dan yang diselubungi oleh bahan pelindung terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya, dan keseluruhan unit infeksius tersebut dinamakan virion. Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai mahluk hidup karena dia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas.Oleh karena karakteristiknya yang khas ini, virus selalu teasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (mis : virus HIV, DHF ), pada hewan (mis : virus flu burung), atau pada tanaman (mis : virus mozaik tembakau/TMV).
Karena itu, pencegahan infeksi Coronavirus akan efektif bila menggunakan masker yang berpori-pori lebih kecil dari 100 nm. Virus ini memiliki RNA positive sebagai genomnya, dan biasanya sering disebut virus RNA. Mutasi virus terjadi pada saat replikasi dan virus RNA bermutasi sekitar 1 juta kali lebih cepat dari pada virus DNA. Kalau virus DNA mempunyai kecepatan mutasi 10-8 sampai 10-11 nukleotida setiap kali proses replikasi, virus RNA berkecapatan 10-3 sampai 10-4. Karena itu, tidak bisa dimungkiri bahwa virus penyebab SARS adalah Coronavirus yang sudah bermutasi.
Selain itu virus pada umumnya kebal atau resisten terhadap antibiotik, akan tetapi peka atau sensitif terhadap interveron. Pengaruh virus terhadap seI inang virus yang berhasil menginfeksi suatu sel akan memiliki beberapa pengaruh bentuk antara lain: Abortive infections; pada keadaan ini, virus gagal bereplikasi pada selinang yang dimasukinya dan tidak menimbulkan pengaruh apapun padasel inang. Cytolytic infections: sel terinfeksi virus akan menjadi lisis dan melepaskanbanyak virus infektif. Persistent infections: virus menetap dalam sel inang untuk waktu yanglama. Virus ini dapat menjadi produktif (aktif bereplikasi), laten atau menyebabkan transformasi sel inang (menjadi sel kanker misalnya)
Agar dapat hidup virus harus selalu berada di dalam sel organisme hidup lainnya (obligate intraseluler), sehingga virus tidak dapat dibiakkan di dalam medium buatan. Seperti halnya riketsia dan klamidia, virus hanya dapat dibiakkan pada kultur jaringan atau kultur sel (tissue culture atau sellular culture). Jadi corona adalah virus yang tidak bisa menginfeksi apabila tidak terdapat di dalam sel intraseluler dia seperti selongsong kosong yang tidak berarti apa-apa, ibarat peluru dia tidak punya amunisi sebagai kekuatan untuk membuat kita sakit. Cara Pencegahannya dengan cara menjaga kekebalan tubuh agar tetap tinggi dan kuat, yaitu dengan makan makanan bergizi, tidur yang cukup untuk mempertinggi sel imunitas serta hindari stres.
Kebanyakan orang yang terinfeksi virus COVID-19 akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus. Orang tua dan mereka yang memiliki masalah medis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit serius.
Faktor Determinan, Coronaviridae diduga merupakan penyebab infeksi saluran pernapasan pada manusia, misalnya SARS (Severe Acute Respiratory Syndrom). Covid 19 menginfeksi orang yang berbeda dengan cara yang berbeda. Kebanyakan orang yang terinfeksi akan mengembangkan penyakit ringan hingga sedang dan pulih tanpa dirawat di rumah sakit.
Untuk mencegah infeksi dan memperlambat penularan Covid 19, lakukan hal berikut :
Selalu kenakan masker
Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, atau bersihkan dengan antiseptik berbasis alkohol.
Jaga jarak setidaknya 1 meter
Hindari menyentuh wajah
Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin
Tetap di rumah jika merasa tidak enak badan
Menahan diri dari merokok dan aktivitas lain yang melemahkan paru-paru
Berlatihlah menjaga jarak secara fisik dengan menghindari perjalanan yang tidak perlu dan menjauh dari sekelompok besar orang
Mari beradaptasi dengan menggunakan kebiasaan baru untuk melanjutkan perjalanan melawan Covid 19, dengan penyesuaian diri menjadi individu yang lebih produktif, untuk satu bangsa dan untuk seluruh dunia. Perubahan perilaku dengan lakukan, amati dan berubah. Seperti anak tangga berapa banyak orang yang sudah berubah mulai dari tingkat keluarga, meluas ketingkat masyarakat sampai provinsi dan negara.
Salam sehat untuk kita semua.