Berolahraga dan Berjemur
Penulis: Taupik Nurrohman
Kesehatan merupakan aset utama bagi setiap orang, terlebih di masa Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Setiap orang, dimana saja, dapat terjangkit Virus Corona yang sangat mematikan ini. Menurut para ahli, satu-satunya cara yang bisa dilakukan saat ini adalah menjaga kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan, salah satunya menjaga kesehatan dengan berolahraga. Seseorang dengan berolahraga, bisa memperbaiki suasana hati, menumbuhkan rasa percaya diri dan tidur menjadi lebih nyanyak.
Berolahraga di luar ruangan bisa menjadi alternatif, selama tidak berkerumun. Apalagi menurut para ahli Virus Corona tidak tahan dengan sinar matahari. Selain itu, berolahraga outdoor juga bisa menghilangkan suntuk dan dapat memberikan asupan vitamin D dari sinar matahari. Akan tetapi, meski memiliki manfaat bagi kesehatan, sinar ultraviolet (UV) yang terkandung dalam sinar matahari juga dapat menimbulkan berbagai masalah kulit. Tak hanya itu, beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa paparan sinar UV yang berlebihan justru dapat menurunkan kemampuan sistem kekebalan tubuh manusia dalam mendeteksi dan menangkal sel ganas.
Di samping perannya dalam sintesis vitamin D, paparan sinar UV yang berlebihan pada kulit dapat menyebabkan penurunan imunitas (kekebalan) tubuh atau imunosupresi. Selain itu, paparan UV yang berlebih pada kulit juga dapat menyebabkan kemerahan, perih, terasa terbakar, hingga merusak melanin sehingga membuat kulit terlihat lebih gelap. Sinar UV juga mampu menembus lapisan kulit lebih dalam, dapat menyebabkan penuaan kulit yang ditandai dengan munculnya keriput dan noda atau flek hitam, juga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk mendeteksi dan menyerang sel ganas. Hal ini tentu bertolak belakang dengan harapan kita berolahraga yaitu untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Selain itu, sebaiknya jangan berolahraga jika anda sedang memiliki gejala flu, jangan berolahraga di tempat yang ramai dan tertutup, serta jangan berbagi minuman atau peralatan makan dengan orang lain selama atau setelah berolahraga.
Menurut Tamara Hew-Butler, asisten profesor kedokteran olahraga di Wayne State University, Amerika Serikat menyarankan, sebaiknya berolahraga selama 20-45 menit, tiga kali seminggu, untuk meningkatkan daya tahan tubuh, atau olahraga ringan yang bisa dinilai aman dan memiliki risiko rendah, misalnya gerakan-gerakan tanpa alat, senam kesegaran jasmani, zumba, yoga, dan lain-lain. Pasalnya, pasca olahraga berat tubuh kita membutuhkan waktu untuk bisa kembali normal, prosesnya butuh waktu lebih lama dibandingkan olahraga ringan, hal ini membuat kita beresiko terinveksi virus.