Benarkah Nasi Putih Dingin Lebih Baik Bagi Penderita Diabetes?
Penulis: Nurul Fauziah, AMd.Gz
Menurut World Health Organization (WHO), Diabetes Melitus merupakan penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Penyakit ini juga disebut dengan “Sillent Killer” karena dapat membunuh secara perlahan atau diam-diam dan juga disebut sebagai “Mother Of Disease “ karena merupakan pembawa atau induk dari penyakit seperti jantung, stroke, hipertensi, gagal ginjal dan kebutaan.
Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mengatakan bahwa penderita diabetes melitus di Indonesia meningkat pada tahun 2013 adalah 2,1 % sedangkan prevalensi diabetes melitus tahun 2007 adalah sebesar 1,1 %. Hanya dua provinsi di Indonesia yang terlihat ada kecenderungan menurunnya prevalensi DM yaitu Papua Barat dan Nusa Tenggara Barat, sedangkan 31 provinsi lainnya di Indonesia menunjukan kenaikan prevalensi DM yang cukup berarti salah satunya adalah DKI Jakarta.
WHO memprediksikan kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8.4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21.3 juta pada tahun 2030. Sedangkan International Diabetes Federation (IDF) memprediksi adanya kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9.1 juta pada tahun 2014 menjadi 14.1 juta pada tahun 2035.
Faktor risiko terkena penyakit diabetes melitus yaitu keturunan dari keluarga, aktifitas kurang atau obesitas dan pola makan yang tidak seimbang. Banyak sekali orang – orang yang selalu bertanya tentang benarkah nasi putih dingin (yesterday’s rice) baik dari nasi putih hangat atau yang baru matang bagi penderita diabetes? pertanyaan ini selalu muncul dan diutarakan oleh pasien Diabetes melitus pada saat edukasi gizi, khususnya di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Nasi putih merupakan makananan pokok orang Indonesia, Makanan ini sangat digemari orang indonesia yang tidak pernah ketinggalan di setiap kali makan, apalagi dikonsumsi pada saat baru matang itu sangat enak. Sebagian besar orang Indonesia mengatakan "Kalo belum makan nasi namanya belum makan" padahal orang tersebut baru saja mengkonsumsi mie yang sama-sama termasuk dalam golongan Karbohidrat yang memiliki indeks glikemik tinggi.
Apa itu indeks glikemik? Indeks Glikemik adalah ukuran seberapa besar efek suatu makanan yang mengandung karbohidrat dalam meningkatkan kadar gula darah setelah dimakan. Makanan dengan Indeks glikemik tinggi adalah makanan yang cepat dicerna dan diserap sehingga kadar gula darah akan meningkat dengan cepat secara signifikan. Sedangkan makanan yang mengandung Indeks glikemik rendah mengalami pencernaan dan penyerapan yang lebih lambat sehingga peningkatan kadar glukosa dalam darah akan terjadi secara perlahan-lahan, (Utami, Kurniati Dwi. 2014)
Menurut Afiska dan Muflihah. (2013) bahwa nasi yang mengalami penurunan suhu dalam waktu lama akan mengalami proses retrogradasi sehingga nasi memiliki kadar pati resisten yang lebih tinggi dibandingkan dengan nasi yang baru matang, sedangkan dalam penelitian Sonia dkk. (2015), nasi yang didinginkan selama 24 jam (yesterday’s rice) dalam suhu 4˚C dan dipanaskan kembali memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibanding nasi yang baru matang. Sehingga nasi yang didinginkan mengakibatkan retrogradasi pada pati yang menyebabkan peningkatan pati yang resisten untuk dicerna. Tentunya nasi tersebut boleh dipanaskan kembali dengan indeks glikemik yang masih rendah.
Pati resisten adalah Fraksi (kelompok) pati yang tidak terhidrolisis oleh enzim yang dihasilkan oleh pankreas selama 120 menit setelah dikonsumsi dan pati resisten bermanfaat dapat menurunkan respon insulin atau penyerapan gula darah sehingga penyakit diabetes dapat ditekan. Selain itu, pati resisten dapat menurunkan indeks glikemik makanan. (Suloi, Andi Nur Fajri. 2019)
Jadi dibenarkan bahwa mengonsumsi nasi dingin (yesterday rice) lebih baik dibandingkan nasi panas (baru matang) bagi penderita diabetes dengan kandungan indeks glikemik yang lebih rendah berdasarkan penelitian. Jika dilihat dari Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP) kalori nasi putih dingin dan nasi panas per 100 gram itu sama sama jumlahnya 175 kalori, tidak ada bedanya. Dengan catatan, mengkonsumsi nasi putih tidak berlebihan, sesuai dengan porsi dan jumlah kebutuhan.
Mengontrol gula darah tidak hanya dari mengonsumsi nasi putih dingin (yesterday’s rice) tetapi ada 5 hal yang harus diperhatikan untuk penderita diabetes melitus agar bisa mengontrol gula darah diantaranya:
Diet sehat DM dengan prinsip 3 J
Prinsip 3 J adalah J1 : jumlah kalori dengan makanlah makanan sesuai dengan kebutuhan kalori tubuh anda, J2 : Jadwal Makan yaitu makan harus diikuti sesuai dengan jam makan dengan 3 kali makan utama (pagi : jam 07.00 – 08.00, siang : jam 12.00 – 13.00 dan malam : jam 17.00 – 19.00serta 3x snack (jam : 10.00, 15.00, 21.00) dan J3 : Jenis makanan yaitu makanan harus di perhatikan dengan makanan membatasi makanan indeks glikemik tinggi seperti gula, kue manis atau cookies, nasi putih, biskuit, pizza, bihun, pasta, soda/soft drink, friedfries, semangka. Dan menganjurkan makanan yang indeks glikemik rendah seperti kacang-kacangan, susu, roti gandum, kentang, singkong, ubi, sereal/oat, agar-agar, apel, pir, jeruk, strawbery, telur dan memperbanyak konsumsi sayur-sayuran dan buah .
Olahraga
Kegiatan olahraga dilakukan secara teratur sebanyak 3-5 kali seminggu sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit perminggu seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging dan berenang. Tetapi jangan lupa memeriksa glukosa darah sebelum olahraga, jika glukosa darah <100 mg/dl dianjurkan mengonsumsi karbohidrat terlebih dahulu dan jika glukosa darah >250 mg/dl dianjurkan menunda olahraga.
Menghindari stress karena sangat mempengaruhi kadar gula darah dalam tubuh.
Cek kadar gula darah dan konsumsi obat secara teratur sehingga gula darah dapat di kendalikan.
Menghindari terjadinya luka karena proses penyembuhannya agak lama untuk penderita diabetes melitus.
Daftar Pustaka:
Afiska dan Muflihah. (2013). Pengaruh Nasi Putih Baru Matang Dan Nasi Putih Kemaren (Tetrogradasi) Terhadap Kadar Glukosa Darah Postprandial Pada Subjek Wanita Pra Diabetes. Journal of Nutrition College, vol.2, no.3, pp. 411-418.
Sonia, S., Witjaksono, F., & Ridwan, R. (2015). Effect of cooling of cooked white rice on resistant starch content and glycemic response. Asia Pasific journal of clinical nutrition, 24(4), 620-625.
Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2, PB. PERKENI. Jakarta. 2015.
Utami, Kurniati Dwi. (2014). Pola Makan Pada Diabetes.
Suloi, Andi Nur Fajri. (2019). Potensi Pati Resisten Dari Berbagai Jenis Pisang. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Agrokompleks. Vol.2, No.1