Benarkah: Memakan Daging Kambing Dapat Menyebabkan Hipertensi dan Kolesterol Tinggi?
Penulis: dr. Yogi Subandra Dwitama
Daging kambing adalah salah satu bahan makanan yang populer di banyak negara, terutama di Asia dan Timur Tengah. Dalam masakan tradisional, daging kambing sering kali dijadikan bahan utama untuk hidangan yang beragam, mulai dari gulai, sate, hingga kari. Kelezatan daging kambing membuatnya menjadi pilihan favorit di antara para penggemar kuliner yang menyukai rasa daging yang gurih dan khas.
Meskipun demikian, daging kambing juga memiliki reputasi kurang baik terkait dengan kandungan kolesterol dan lemak yang tinggi. Daging kambing sering kali dikatakan sebagai penyebab seseorang mengalami tekenan darah tinggi dan kolesterol yang tinggi. Namun bagaimana fakta sesungguhnya terkait daging kambing sebenarnya?
Pertama tama kita harus mengetahui ada macam daging yaitu daging merah dan daging merah olahan. Daging merah adalah semua jenis daging berotot dari mamalia termasuk daging sapi dan kambing. Sedangxkan daging olahan adalah daging yang telah diolah melalui pengasinan, pengawetan, fermentasi, diasap, atau proses lain untuk meningkatkan raas atau keawetannya. Hal ini dapat kita simpulkan ada perbedaan antara daging merah dan daging olahan yaitu kandungan garam (natrium) dan nitritnya akan lebih banyak pada daging olahan dibandingkan daging merah.
Berdasarkan literatur yang ada mengungkapkan mengkonsumsi daging olahan memiliki risiko lebih besar menyebabkan timbul tekanan darah tinggi (hipertensi) dibandingkan yang mengkonsumsi daging merah. Hal ini sejalan dengan salah penyebab hipertensi yaitu jumlah garam yang dikonsumsi memiliki pengaruh terhadap tekanan darah seseorang. Pada kasus daging olahan ini dikarenakan tinggi tingkat garam pada daging olahan menyebabkan tingginya juga kemungkinan seseorang menjadi hipertensi. Sehingga hal yang disalahkan bukan terhadap perihal daging kambingnya tetapi bagaimana cara memproses daging kambing.
Daging kambing sering dalam proses pengolahannya, seringkali terdapat kebiasaan untuk menambahkan banyak garam pada daging kambing. Hal ini biasanya dilakukan untuk memberikan rasa yang lebih gurih pada daging kambing, dan jug mengurangi bau amis pada daging kambing. Namun, penambahan garam dalam jumlah yang terlalu banyak pada daging kambing bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan. Sebaiknya, dalam proses pengolahan daging kambing, penggunaan garam sebaiknya dibatasi dan disesuaikan dengan selera masing-masing. Selain itu, penggunaan bumbu-bumbu lain seperti rempah-rempah atau bawang putih dapat memberikan rasa yang lebih enak pada daging kambing tanpa harus menambahkan terlalu banyak garam.
Kemudian bagaimana hubungan daging kambing dengan kolesterol? Pada penelitiaan didaparkan daging merah tanpa lemak atau lean meat tidak meningkatkan kolesterol jahat dalam darah. Sedangkan pada daging berlemak, daging olahan, minyak, makanan cepat saji merupakan sumber lemak jahat (jenuh) yang dapat menyebabkan peningkatan kolesterol. American Heart Association menyarankan untuk mengkonsumsi kolesterol dalam jumlah dengan beberapa cara yaitu
· Mengkonsumsi protein nabati lebih banyak dibandingkan lemak hewani
· Memilih daging tanpa lemak
· Membatasi konsumsi daging berlemak dan daging olahan
Selain itu berikut beberapa tips untuk penikmat daging agar bisa menikmati daging dengan cara yang lebih sehat yaitu
· Membatasi jumlah dan memilih jenis daging yang tanpa lemak
· Memakan daging seporsi yaitu dua sampai dengan tiga ons atau seukuran setumpuk 1 deck kartu
· Memilih daging tanpa lemak
· Potong bagian lemak sebelum memasak dan tuangkan lemak yang meleleh setelah dimasak
· Gunakan metode memasak minim menggunakan minyak seperti rebus dan panggang
· Minimalkan makan daging olahan
· Kurangi penambahan garam atau msg yang berlebihan1–4
Referennsi:
Lajous M, Bijon A, Fagherazzi G, Rossignol E, Boutron-Ruault MC, Clavel-Chapelon F. Processed and unprocessed red meat consumption and hypertension in women. American Journal of Clinical Nutrition. 2014 Sep 1;100(3):948–52.
Carson JAS, Lichtenstein AH, Anderson CAM, Appel LJ, Kris-Etherton PM, Meyer KA, et al. Dietary Cholesterol and Cardiovascular Risk: A Science Advisory From the American Heart Association. Circulation [Internet]. 2020;141(3):e39–53. Available from: https://www.ahajournals.org/doi/abs/10.1161/CIR.0000000000000743
Li D, Siriamornpun S, Wahlqvist ML, Mann NJ, Sinclair AJ. Lean meat and heart health. Vol. 14, Asia Pac J Clin Nutr. 2005.
American Heart Association. Saturated Fat [Internet]. 2021 [cited 2023 Feb 17]. Available from: https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/fats/saturated-fats
Sumber gambaer: freepik.com