APA YANG HARUS DIKETAHUI TENTANG PROSEDUR ANESTESI DAN SEDASI
APA YANG HARUS DIKETAHUI TENTANG PROSEDUR ANESTESI DAN SEDASI DALAM TINDAKAN INTERVENSI KARDIOVASKULER?
Oleh: dr Ardiyan, SpAn.KAKV, KIC
Pelayanan anestesi merupakan bagian dalam pelayanan kesehatan yang berkembang dengan cepat seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk pelayanan pasien kardiovaskuler. Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita sebagai pusat rujukan nasional penyakit kardiovaskuler di Indonesia telah melakukan tindakan intervensi jantung dan pembuluh darah yang meliputi: operasi bedah jantung, prosedur kateterisasi jantung pembuluh darah pada pasien dewasa dan anak (meliputi kelainan jantung bawaan, kelainan irama jantung, penyakit jantung koroner, kelainan katup jantung berat yang tidak dapat dioperasi, kelainan irama jantung), serta prosedur lain yang memerlukan anestesi dan dilakukan oleh dokter spesialis anestesi.
Apa yang dimaksud dengan anestesi?
Istilah anestesi dimunculkan pertama kali oleh dokter Oliver Wendell Holmes (1809-1894) berkebangsaan Amerika, diturunkan dari dua kata Yunani : An berarti tidak, dan Aesthesis berarti sensasi nyeri. Secara harfiah artinya ketiadaan sensasi nyeri. Dalam arti yang lebih luas, anestesi berarti suatu keadaan hilangnya sensasi terhadap rangsangan. Obat yang digunakan untuk menimbulkan anestesi disebut obat anestetik. Tujuan secara umum adalah memfasilitasi prosedur dengan membuat pasien nyaman, tidak merasakan sakit atau nyeri minimal.
Apa saja jenis pelayanan anestesi di RSJPDHK?
Pelayanan anestesi di RSJPD Harapan Kita meliputi:
Tindakan dalam anestesi lokal
Anestesi lokal adalah tindakan yang menyebabkan hilangnya sensasi nyeri pada sebagian tubuh secara sementara, disebabkan penurunan hantaran di ujung saraf atau penghambatan proses rangsang pada saraf perifer. Ciri khas tindakan anestesi lokal adalah menghilangkan sensasi nyeri tanpa disertai hilangnya kesadaran. Contoh tindakan yang membutuhkan anestesi lokal antara lain prosedur kateterisasi jantung pada pasien dewasa.
Tindakan dalam anestesi regional
Anestesi regional adalah tindakan anestesi dengan cara menyuntikkan obat anestetika lokal pada lokasi serat saraf yang mempersarafi daerah tertentu dalam tubuh, sehingga menyebabkan hambatan rangsang saraf nyeri bersifat sementara. Dalam pengertian lain adalah penggunaan obat anestetik lokal untuk menghambat impuls nyeri bagian tubuh pada saraf sensorik, sehingga impuls nyeri tersebut diblok sementara (bersifat reversibel). Fungsi otot motorik dapat terpengaruh sebagian atau seluruhnya dan pasien tetap dalam kondisi sadar. Efek obat anestetik sendiri akan hilang seiring berjalannya waktu.
Anestesi regional dibagi menjadi :
Blok saraf sentral (blok neuroaksial), meliputi blok spinal, epidural, dan kaudal.
Blok saraf perifer (blok saraf), meliputi anestesi topikal, infiltrasi lokal, blok saraf bagian tubuh.
Keuntungan anestesia regional antara lain peralatan yang dibutuhkan minimal dibanding anestesi umum dengan teknik sederhana sehingga biaya lebih murah, prosedur relatif aman untuk pasien yang tidak puasa, pasien dalam kondisi masih sadar, resiko terjadi komplikasi terhadap pernafasan minimal dan perawatan setelah tindakan lebih ringan. Sedangkan kerugiannya adalah tidak semua pasien mau dilakukan anestesi secara regional karena kondisi pasien masih sadar sehingga meningkatkan rasa takut atau cemas, pasien harus kooperatif sehingga sulit diterapkan pada anak-anak, serta terdapat kemungkinan kegagalan pada teknik anestesi regional sehingga harus beralih ke anestesi umum.
Saat ini tindakan intervensi kardiovaskuler di RSJPD Harapan Kita yang menggunakan tehnik anestesi regional terbatas untuk prosedur Endovascular Laser Treatment Therapy (EVLT) pada pasien dengan keluhan varises akut maupun kronik yang tidak respon dengan terapi konvensional.
Anestesi umum adalah keadaan hilangnya sensasi nyeri secara sentral (pusat nyeri susunan saraf pusat) disertai kesadaran menurun, menggunakan obat amnesia, sedasi, analgesia, pelumpuh otot atau gabungan dari beberapa obat tersebut bersifat sementara dan dapat pulih kembali. (dikutip Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.02.02/MENKES/251/2015 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Anestesiologi dan Terapi Intensif). Sedangkan menurut American Association of Anestesiologist adalah pemberian obat yang menyebabkan hilangnya kesadaran meskipun dengan rangsangan yang menyakitkan dan fungsi pernafasan menjadi terganggu. Pasien membutuhkan bantuan untuk menjaga jalan nafas sehingga dibutuhkan mesin bantu nafas karena hilangnya nafas spontan akibat tidak berfungsinya otot nafas (dikutip dari AS., 2013).
Tujuan dari anestesi umum adalah menghilangkan nyeri, menghilangkan kecemasan, amnesia, penurunan kesadaran, penekanan terhadap respon kardiovaskular, motorik serta hormonal terhadap stimulasi tindakan. Anestesi umum dibagi menjadi tiga tehnik yaitu anestesi umum melalui pembuluh darah vena, anestesi umum gas inhalasi (hirup) dan anestesi umum kombinasi yang sering disebut balans anestesi. Masing-masing tehnik tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan sehingga pemilihan tehnik seringkali ditentukan oleh tindakan serta karakteristik pasien agar tepat dan resiko komplikasi paling minimal.
Tehnik anestesi umum sudah sering dikerjakan di RSJPD Harapan Kita terutama untuk prosedur lama seperti operasi bedah jantung, tindakan intervensi jantung dan pembuluh darah yang komplek atau pada kondisi emergensi.
Tindakan dalam sedasi
Sedasi adalah penggunaan obat anestesi untuk menghasilkan penurunan tingkat kesadaran, sehingga menimbulkan rasa mengantuk dan menghilangkan rasa cemas tanpa kehilangan komunikasi lisan. Seringkali dikombinasikan dengan obat anti nyeri agar pasien lebih nyaman. Tujuan sedasi pada tindakan intervensi kardiovaskuler adalah untuk mencapai keadaan pasien yang kooperatif, tidak cemas atau sakit dan meminimalkan akibat dari intervensi. Tingkat kedalaman sedasi meliputi:
a. Sedasi minimal, yaitu tingkat sedasi dimana pasien masih dapat melakukan respon secara normal terhadap perintah lisan. Meskipun fungsi kognitif dan koordinasi sudah menurun namun fungsi nafas dan kardiovaskuler tidak terpengaruh.
b. Sedasi sedang, yaitu tingkat sedasi dimana kesadaran pasien menurun dengan respon terhadap perintah lisan dan rangsang taktil minimal, namun masih berespon dengan rangsangan nyeri minimal dan tidak membutuhkan intervensi lebih lanjut untuk menjaga pernafasan spontan yang adekuat.
c. Sedasi dalam, yakni tingkat sedasi dimana kesadaran menurun sehingga pasien tidak memberikan respon terhadap perintah lisan namun berespon setelah rangsang nyeri maksimal berulang. Bila kemampuan menjaga nafas secara spontan menurun sehingga membutuhkan bantuan nafas. maka sudah masuk dalam kondisi anestesi umum.
Penggunaan sedasi pada pelayanan jantung di RSJPD Harapan Kita dilakukan untuk prosedur diagnostik kardiovaskuler sederhana anak dan dewasa. Informasi mengenai prosedur sedasi dan anestesi dalam tindakan intervensi kardiovaskuler dapat diperoleh di poliklinik Anestesi RSJPD Harapan Kita. Semoga bermanfaat.
Sumber Rujukan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.02.02/MENKES/251 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Anestesiologi dan Terapi Intensif, 2015
American Association of Anestesiologist, 2013