Apa Sih Perbedaan Tindakan Kateterisasi Jantung dan Pasang Ring?
Penulis: Ns. Nur Hidayati Fitriana, S.Kep.
Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang disebabkan oleh penyempitan arteri koroner akibat proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi keduanya. Penyakit jantung koroner menjadi ancaman serius bagi masyarakat karena merupakan salah satu penyakit dengan mortalitas dan morbiditas yang tinggi di dunia termasuk Indonesia. Tindakan kateterisasi dan pemasangan ring merupakan prosedur yang banyak dilakukan untuk menangani masalah gangguan jantung khususnya pada pasien dengan penyakit jantung koroner. Keduanya sama-sama merupakan prosedur invasif, namun prosedur kedua tindakan tersebut sangatlah berbeda. Banyak penderita penyakit jantung koroner yang mungkin bertanya-bertanya apa saja sih perbedaan kedua prosedur tersebut?
Berikut adalah perbedaan tindakan kateterisasi dan pemasangan ring yang sering dilakukan pada pasien dengan penyakit jantung koroner.
Jika dilihat dari pengertiannya kateterisasi adalah tindakan memasukkan selang kateter ke dalam pembuluh darah. Tindakan ini bisa untuk diagnostik maupun intervensi. Salah satu contoh tindakan kateterisasi yaitu pada penyakit jantung koroner dan infark miokard (serangan jantung). Sedangkan untuk tindakan pemasangan ring jantung, disebut juga dengan stent jantung, adalah prosedur invasif yang banyak ditujukan pada penderita penyakit jantung koroner. Prosedur tindakan dilakukan dengan cara melebarkan penyempitan arteri koroner dengan menggunakan balon yang diarahkan melalui kateter. Prosedur tindakan dengan pemasangan ring/stent (gorong-gorong) dapat mencegah restenosis (penyempitan kembali). Pemasangan ring juga disebut sebagai alternatif intervensi yang banyak dilakukan untuk pasien dengan rencana operasi bypass pembuluh darah koroner (CABG) karena lebih minimal invasif.
Selain itu untuk tahap persiapan dari kedua tindakan memiliki perbedaan yang perlu diperhatikan. Pada tindakan kateterisasi pasien perlu mempersiapkan diri dengan adanya pemeriksaan laboratorium (Hb, Leukosit, PT/INR, Ur, Cr, Elektrolit, GDS, HbSAh, dan Anti HCV) dan Swab Antigen maksimal 2 (hari) sebelum tindakan; mencukur rambut tangan, lipatan paha serta kemaluan sebelum tindakan sampai bersih; puasa di hari tindakan yaitu maksimal jam 4 pagi adalah waktu terakhir makan pagi dan konsumsi obat bagi pasien; minum obat sesuai anjuran dokter dan dibawa pada saat hari tindakan; memberhentikan sementara obat pengencer darah seperti Notisil/Simarc selama 5-7 hari sebelum tindakan. Jika ada obat-obatan diabetes seperti Metformin juga di stop 1 hari sebelum tindakan; dan juga persiapan istirahat dan makan yang bergizi. Sedangkan untuk persiapan pemasangan ring pasien perlu menambahkan konsumsi obat wajib yaitu double anti-platelet (pengencer darah) yang dimaksudkan yaitu jenis obat Clopidogrel/Brillinta/Plavix dan Miniaspi/Aspilet/Nospirinal atau sejenisnya minimal 1 minggu sebelum tindakan dilakukan. Persiapan ini merupakan poin penting yang membedakan persiapan kedua prosedur diatas.
Perbedaan paling utama pada kedua tindakan tersebut adalah pada prosedur kedua tindakan itu sendiri. Prosedur tindakan kateterisasi dilakukan Tindakan kateterisasi dilakukan di ruangan khusus yaitu ruangan kateterisasi (Cath-Lab) dengan menggunakan alat fluoroskopi dan maneuvarable tables (meja tindakan yang dapat di manuver). Ruang kateterisasi juga dilengkapi dengan lemari yang berisi alat-alat untuk tindakan kateterisasi diantaranya stent, balon dan lain sebagainya. Kateterisasi dilakukan dengan meminta pasien untuk berbaring senyaman mungkin dan selama tindakan berlangsung pasien akan tetap terjaga (sadar). Pembiusan lokal dilakukan pada pangkal tangan atau sela paha di lokasi kateter yang akan dimasukkan bersama ring. Tindakan dilakukan dengan menggunakan pencitraan sinar-X untuk membantu mengarahkan kateter menuju jantung dan pembuluh darah koroner secara perlahan. Kemudian, dilakukan penyuntikan zat kontras untuk membantu melihat lebih jelas pembuluh darah yang menyempit atau tersumbat. Ketika sudah ditemukan adanya penyempitan tersebut akan digunakan sebagai dasar pelaksanaan tindakan selanjutnya.
Sedangkan prosedur pemasangan ring dilakukan ditempat yang sama yaitu di unit Cath lab (laboratorium kateterisasi) oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah intervensi. Prosedur pemasangan ring jantung menggunakan metode angioplasty. Ketika sumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah koroner telah ditemukan dengan tahap yang sama saat prosedur kateterisasi, kateter balon akan dimasukkan pada titik tersebut untuk kemudian dikembangkan dengan tujuan melebarkan pembuluh darah yang mengalami masalah. Setelah pembuluh darah menjadi lebar, ring jantung akan ditempatkan pada titik tersebut., kemudian kateter ditarik keluar dari tubuh dan meninggalkan ring jantung pada tempatnya untuk menjaga agar pembuluh darah tetap terbuka sehingga aliran darah koroner tetap lancar.
Seperti yang telah disampaikan diatas, itulah perbedaan tindakan kateterisasi dan pemasangan ring yang mungkin dapat memberikan padangan serta gambaran bagi para penderita penyakit jantung yang akan menjalani tindakan tersebut. Setiap tindakan yang dilakukan akan memberikan manfaat dan pengaruh terhadap kondisi jantung anda.
Referensi:
SOP Edukasi Pasien Tindakan di Poliklinik Rawat Jalan Umum Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
Fatimah & Syafriati. 2023. 'Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Pra Kateterisasi Jantung terhadap Peningkatan Pengetahuan Pasien. Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan'. Vol. 15, No. 1.
Harselia, dkk. 2018. 'Tindakan Percutaneous Coronary Intervention pada Pasien Stenosis Arteri Koroner Kanan'. Jurnal Arsip Kardiovaskular Indonesia (ARKAVI). Vol. 03, No. 01.
Sumber gambar: dokumentasi RSJPDHK