Apa Itu Prosedur Kateterisasi Jantung?
Penulis : Robertus Brian Junarli
Kateterisasi jantung adalah prosedur medis yang dilakukan untuk memeriksa dan mendiagnosis kondisi kesehatan pada jantung. Prosedur ini melibatkan penggunaan kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah dan kemudian diarahkan menuju jantung. Kateterisasi jantung biasanya dilakukan di ruang operasi atau laboratorium kateterisasi jantung yang dilengkapi dengan peralatan medis yang diperlukan. Selama prosedur ini, pasien akan diberi anestesi lokal dan pengawasan ketat untuk memastikan keamanan selama prosedur berlangsung.
Salah satu alasan utama mengapa seseorang mungkin perlu menjalani kateterisasi jantung adalah untuk mendiagnosis masalah jantung yang mendasar. Dokter akan merekomendasikan kateterisasi jantung untuk mengetahui penyebab dari munculnya gejala seperti sakit dada atau detak jantung tidak teratur. Contohnya termasuk arteri koroner yang tersumbat, penyakit katup jantung, dan kelainan jantung lainnya. Selain itu, kateterisasi jantung juga dilakukan untuk beberapa tujuan, yaitu mengambil sampel jaringan otot jantung untuk mendeteksi infeksi dan tumor, memperbaiki kondisi cacat jantung dengan operasi kecil, mengobati penyakit jantung koroner, mendeteksi dan mengobati penyakit katup jantung, mendeteksi hipertensi pulmonal, mengevaluasi tekanan dan kadar oksigen di jantung, memeriksa kekuatan otot jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh, dan memeriksa penyakit jantung bawaan pada anak-anak.
Selain mendiagnosis kondisi jantung yang mendasar, kateterisasi jantung juga dapat digunakan untuk memperbaiki masalah jantung. Contohnya termasuk pemasangan stent pada arteri koroner yang tersumbat atau balon dilatasi untuk memperluas pembuluh darah yang sempit. Prosedur ini dapat membantu meningkatkan aliran darah ke jantung dan mengurangi risiko serangan jantung sehingga sangat bermanfaat bagi pasien yang mengalami serangan jantung atau memiliki faktor resiko serangan jantung.
Seperti prosedur medis lainnya, kateterisasi jantung juga memiliki risiko. Risiko yang terkait dengan kateterisasi jantung termasuk perdarahan, infeksi, reaksi alergi terhadap bahan kontras yang digunakan selama prosedur, masalah yang terkait dengan kateterisasi itu sendiri, aritmia atau gangguan irama jantung, dan emboli atau masuknya udara ke dalam pembuluh darah. Oleh karena itu, pasien harus berkonsultasi dengan dokter mereka untuk memahami risiko dan manfaat kateterisasi jantung sebelum menjalani prosedur ini.
Perdarahan adalah risiko yang mungkin terjadi selama atau setelah prosedur kateterisasi jantung. Dalam beberapa kasus, perdarahan dapat menjadi serius dan memerlukan transfusi darah atau tindakan medis lainnya untuk menghentikannya. Infeksi juga merupakan risiko potensial selama atau setelah prosedur kateeterisasi jantung. Ini dapat terjadi ketika alat medis yang digunakan selama prosedur memasukkan bakteri ke dalam tubuh. Risiko infeksi dapat dikelola dengan memberikan antibiotik sebelum dan setelah prosedur. Reaksi alergi terhadap bahan kontras yang digunakan selama prosedur juga dapat terjadi. Bahan kontras ini membantu membuat gambar jelas dari pembuluh darah dan jantung selama prosedur. Reaksi alergi dapat meliputi ruam, gatal-gatal, dan kesulitan bernafas. Namun, reaksi alergi yang serius jarang terjadi.
Kateterisasi jantung juga dapat menyebabkan masalah yang terkait dengan kateterisasi itu sendiri. Kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah atau menyebabkan masalah jantung lainnya. Meskipun kateterisasi jantung memiliki risiko, manfaatnya dapat membantu mengurangi risiko serangan jantung dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Penting untuk membahas risiko dan manfaat kateterisasi jantung dengan dokter Anda sebelum menjalani prosedur ini. Untuk mengurangi risiko yang lebih lanjut baik sebelum melakukan kateterisasi maupun setelah prosedur kateterisasi, pasien harus tetap menjaga kesehatan dan menghindari dari faktor-faktor risiko yang ada seperti merokok, mengurangi makanan berlemak, berolahraga dan minum obat yang teratur.
Sebelum melakukan tindakan kateterisasi jantung, terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan, antara lain dilakukan pemeriksaan laboratorium (darah) sebagai persiapan diagnostik medis. Pasien diharuskan berpuasa selama 4 jam sebelum tindakan dilakukan dan masih diizinkan untuk minum obat seperti biasa. Pasien juga akan diberikan penjelasan mengenai prosedur tindakan kateterisasi jantung. Sebelum tindakan dilakukan, pasien harus menandatangani persetujuan tindakan tersebut.
Pelaksanaan prosedur kateterisasi jantung dilakukan di ruangan yang khusus dan steril, yakni laboratorium kateterisasi (Cathlab). Pasien akan tetap sadar dan dapat berkomunikasi dengan dokter yang melakukan prosedur selama prosedur berlangsung. Pasien akan diberikan bius lokal pada lipat paha, pergelangan tangan, atau lipat siku agar tidak merasakan nyeri selama prosedur. Selama prosedur, kateter steril yang tipis dimasukkan ke dalam pembuluh darah arteri koroner. Selanjutnya, zat kontras disuntikkan melalui kateter tersebut untuk mengisi arteri koroner. Gambar sinar-X kemudian diambil untuk melihat adanya penyempitan atau sumbatan pada arteri koroner yang terlihat saat arteri koroner terisi oleh zat kontras.
Sebagai kesimpulan, kateterisasi jantung adalah prosedur medis yang penting dalam mendiagnosis dan memperbaiki kondisi jantung yang mendasar. Meskipun prosedur ini memiliki risiko, manfaatnya dapat membantu mengurangi risiko serangan jantung dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Jika seseorang mempertimbangkan kateterisasi jantung, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memahami risiko dan manfaat prosedur ini serta mempersiapkan diri dengan baik untuk meminimalisir resiko dan memaksimalkan manfaat dari tindakan ini..12
Referensi :
Bangalore S, Barsness GW, Dangas GD, et al. Evidence-Based Practices in the Cardiac Catheterization
Laboratory:A Scientific Statement from the American Heart Association. Circulation. 2021;144(5):E107-E119.
doi:10.1161/CIR.0000000000000996
BRAUNWALD E. Cardiac Catheterization. A List Res Cardiovasc F. 1964;10(22):255-258.
Sumber gambar: dokumentasi RSJPDHK