Apa itu Cardiorenal Syndrome?

Apa itu Cardiorenal Syndrome?

 

Penulis : dr. Giovano Fanheis Devara Pattiasina

 

Tidak banyak orang awam yang tahu bahwa jantung dan ginjal merupakan dua organ yang sangat erat kaitannya. Jantung berfungsi memompa darah yang terdiri dari sel darah, nutrisi, oksigen dan cairan, sementara ginjal berfungsi untuk menjaga kesimbangan volume cairan didalam tubuh dengan membuang cairan yang berlebih dan sekaligus membuang racun dan zat sisa didalam tubuh.Ketidakseimbangan volume darah akan menyebabkan berbagai macam masalah didalam tubuh manusia, sehingga peran kedua organ ini menjadi sangat vital.

Cardiorenal Syndrome (CRS)/Sindrom Kardiorenal merupakan suatu istilah untuk menggambarkan kondisi terganggunya fungsi jantung dan ginjal yang muncul secara secara bersamaan. Disfungsi suatu organ akan menyebabkan disfungsi organ lain baik secara akut maupun kronik. Penyakit jantung dan ginjal yang bersamaan akan sangat menurunkan kualitas hidup pasien, prognosis yang lebih buruk, serta beban system perawatan kesehatan yang lebih besar. Klasifikasi Cardiorenal Syndrome diusulkan pada konferensi The Acute Dialysis Quality Group tahun 2008, yang membagi CRS menjadi 5 tipe dalam 2 kelompok utama yaitu kardiorenal dan renokardiak. Kemudian akan dibagi lagi menjadi jenis akut dan kronik, sedangkan 1 tipe lagi yaitu tipe 5 menggabungkan semua gangguan fungsi kardiorenal karena penyakit sistemik tertentu. Kelima tipe tersebut yaitu :

·         CRS tipe 1 menggambarkan penyakit jantung akut yang menyebabkan gangguan ginjal akut

·         CRS tipe 2 menggambarkan penyakit jantung kronis (Gagal Jantung) yang menyebabkan gangguan ginjal kronik / gagal ginjal

·         CRS tipe 3 menggmbarkan kerusakan ginjal akut yang akan menyebabkan gangguan jantung secara akut

·         CRS tipe 4 menggambarkan kerusakan ginjal kronis / gagal ginjal yang menyebabkan gangguan jantung kronis/ gagal jantung

·         CRS 5 menunjukkan penyakit sistemik yang kemudian akan menyebabkan penurunan fungsi kedua organ ini secara bersamaan, misalnya pada Diabetes Melitus, Sepsis dll

 

Keterkaitan kedua organ dalam pengaturan jumlah volume darah/hemodinamik, neurohormonal dan aktivitas saraf simpatis sangat penting bagi tubuh manusia dan dari penjelasan tersebut dapat terlihat bagaimana interaksi antara kedua organ yang dalam kondisi normal saling menyokong, namun ketika salah satunya terganggu fungsinya, maka akan ikut merusak fungsi organ lainnya. Menurut data Acute Decompesated Heart Failure National Registry (ADHERE), terdapat lebih dari 105.000 pasien yang dirawat dengan Acute Decompesated Heart Failure (ADHF), sebanyak 91% pasien memiliki gangguan ginjal, dimana 64% dari jumlah tersebut memilki gangguan ginjal kronik stage 3 atau lebih. Pada suatu metaanalisis pada populasi pasien gagal jantung akut dan gagal jantung kronis, didapatkan 49% memiliki penyakit ginjal kronik dan 23-25% memiliki penyakit ginjal akut seperti Acute Kidney Injury (AKI).

Dalam mendiagnosis CRS diperlukan juga pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium untuk biomarker dan pencitraan (imaging). Pada pemeriksaan biomarker dapat berupa BNP, NT-proBNP,cTNI pada jantung, dan Serum Kreatinin, Ureum, albuminuria pada ginjal. Pada pencitraan dapat dilakukan ekokardiografi, USG doppler, USG ginjal, dan X-ray thorax.

Dalam mengobati pasien dengan CRS, perlu dilihat underlying disease/penyakit dasar yang menjadi penyebab gangguan fungsi organ, serta pengobatan gejala-gejala yang muncul pada pasien. Pengobatannya dapat dari obat-obatan penurun tekanan darah seperti diuretik,RAAS inhibitor (ARB/ACE inhibitor), dan b-blocker. Tindakan lain dapat dilakukan pemasangan alat/device seperti CRT (Cardiac Resynchronization Therapy) pada jantung dan dilakukan Hemodialysis, CRRT, CAPD pada ginjal. CRS merupakan penyakit yang memerlukan pendekatan multidisiplin ilmu, sehingga kerjasama antara dokter ahli Jantung dan dokter ahli ginjal diperlukan demi tercapainya tatalaksana yang tepat dan cepat. Tatalaksana yang tepat akan mengurangi kerusakan organ dan memperbaiki prognosis pasien.

Pada akhirnya CRS merupakan penyakit yang kompleks, baik dari penyebab hingga penatalaksanaannya, sehingga menjaga kesehatan jantung dan ginjal sedari dini, serta melakukan kontrol rutin untuk melihat fungsi kedua organ sangatlah penting. Sayangi Jantungmu, sayangi Ginjalmu !

 

Referensi :

 

Raina R, Nair N, Chakraborty R, Nemer L, Dasgupta R, Varian K. An Update on the Pathophysiology and Treatment of Cardiorenal Syndrome. Cardiol Res. 2020 Apr;11(2):76-88. doi: 10.14740/cr955. Epub 2020 Mar 10. PMID: 32256914; PMCID: PMC7092771.

Rangaswami J, Bhalla V, Blair JEA, Chang TI, Costa S, Lentine KL, et al. Cardiorenal Syndrome: Classification, Pathophysiology, Diagnosis, and Treatment Strategies: A Scientific Statement From the American Heart Association. Vol. 139, Circulation. 2019. 840–878 p.

Lakhani CM, Benjamin M. Davis, Glen F. Rall MJS. 乳鼠心肌提取 HHS Public Access. Physiol Behav. 2017;176(3):139–48.

Shah BN, Greaves K. The cardiorenal syndrome: a review. Int J Nephrol. 2010 Dec 28;2011:920195. doi: 10.4061/2011/920195. PMID: 21253529; PMCID: PMC3021842.

Ronco C, Di Lullo L. Cardiorenal Syndrome in Western Countries: Epidemiology, Diagnosis and Management Approaches. Kidney Dis (Basel). 2017 Jan;2(4):151-163. doi: 10.1159/000448749. Epub 2016 Sep 10. PMID: 28232932; PMCID: PMC5260538.

 Sumber gambar: Canva